SURABAYA – Isu kebencanaan semakin menghangat, utamanya saat perubahan iklim kian menjadi sorotan. Isu tersebut mendorong Sekolah Pascasarjana (SPS) UNAIR menghadirkan ruang diskusi dalam Airlangga Forum ke-92 pada Jumat (29/7/2022).
Diskusi tersebut mengambil topik Sinergisme Pemulihan Pasca Bencana dengan Penguatan Mitigasi. Webinar tersebut mengajak peserta melakukan kilas baik balik bencana yang terjadi setahun belakangan, salah satunya letusan Semeru di tahun 2021.
Bupati Kabupaten Lumajang Thoriqul Haq datang membagikan kisah pilunya memperjuangkan kehidupan pasca bencana yang menimpa masyarakat Lumajang. Sempat terkejut dengan keadaan darurat tersebut, ia mengatakan masih harus meraba-raba apa yang perlu dilakukan di awal penanganan bencana.
“Saya setuju dengan penguatan mitigasi yang disesuaikan dengan karakter daerah masing-masing. Sehingga mampu memberikan pedoman untuk mencegah dan menekan angka kerugian dari segala sisi, ” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Cak Thoriq, sapaan akrabnya, juga menyatakan ingin bergabung menjadi keluarga besar SPS UNAIR. Sejak lama ia berniat menulis tentang penanganan erupsi Semeru dari berbagai sisi. Sehingga ia membutuhkan pendampingan agar tulisan tersebut sesuai dengan metodologi keilmiahan.
“Hadirnya Magister Manajemen Bencana di Sekolah Pascasarjana UNAIR membuat saya bersemangat mewujudkan cita-cita tersebut, ” sebutnya.
Baca juga:
STTAL Ciptakan Prototipe Drone Dua Media
|
Suasana seminar Airlangga Forum ke-92 (sumber: Humas SPS)
Cak THoriq sendiri meyakini bahwa upaya penanganan bencana memerlukan banyak dasar argumentatif berdasar pengalaman yang kemudian direplikasi. Keilmuan terkait kesiapsiagaan bencana akan semakin kaya apabila banyak pemikiran, gagasan, serta saran yang masuk.
Selain Cak Thoriq, acara tersebut juga menghadirkan Ahli Bencana dari Maluku Utara, Dr Ario Muhammad serta Direktur Pemulihan dan Peningkatan Fisik BNBP H Ali Bernadus. Dr Ario menyampaikan tentang pentingnya memiliki pemikiran mengatasi ketidakpastian karena besarnya frekuensi bencana di Indonesia.
Sementara itu Ali membahas penyusunan pre-recovery planning yang mengandung indeks risiko bencana Indonesia dan kajian terhadap peristiwa bencana. Selain ketiga pembicara tersebut, acara tersebut juga dihadiri berbagai pihak yang menyumbangkan pemikiran, kajian, serta penelitian yang menghasilkan solusi berkelanjutan. (*)
Penulis: Denny/ Intang
Editor: Feri Fenoria