SURABAYA - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto, didampingi pejabat utama (PJU) Polda Jawa Timur, Selasa (8/11/2023) Silaturahmi ke Kantor Pimpinan Wilayah ( PW ) Muhammadiah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV Nomor 1 Surabaya.
Kedatangan Kapolda Jatim ke PW Muhammadiyah menjalin hubungan baik antara Polri dengan para alim ulama khususnya warga Muhammadiyah di Jawa Timur, untuk terwujudnya situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.
“Kedatangan kami silaturahmi di Kantor PW Muhammadiyah untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tokoh Ulama sekaligus mohon dukungan dan doa agar kondusifitas di Jawa Timur tetap terjaga, ”ujar Irjen Pol Imam Sugianto.
Kapolda Jatim juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ada gawe besar yaitu Jawa Timur menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 dan Pemilu 2024 yang saat ini sudah memasuki tahapannya.
“Untuk itu kami mengajak elemen Masyarakat termasuk para tokoh Ulama untuk dapat kiranya proaktif menciptakan dan menjaga kamtibmas, ” tambah Irjen Imam.
Kapolda Jatim menyebut Muhammadiyah adalah organisasi umat beragama yang betul betul mencerdaskan bangsa melalui Lembaga – Lembaga pendidikannya dari Tingkat Paud hingga perguruan tinggi.
"Mudah - mudahan silaturahmi tidak selesai setelah pertemuan ini dan kedepannya semakin intensif, “ungkap Irjen Imam.
Sementara itu Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur, Dr.dr. Sukadiono, menyampaikan bahwa pihaknya tetap ingin bersinergi dan bermitra dengan Polda Jatim beserta jajarannya.
"Saya kira selama ini juga sudah terjalin sangat baik dan tentu komitmen kami sama dengan Pak Kapolda dan seluruh jajaran bagaimana kita tetap bisa menjaga kondisi kondusifitas di Jawa Timur yang terutama dalam menghadapi tahun politik tahun 2024, " kata Ketua PW Muhammadiyah Jatim.
Dr.dr. Sukadiono menyebut PWM Jatim mempunyai 38 pimpinan daerah Muhammadiyah, diseluruh kabupaten kota yang ada di Jawa Timur.
"Sampai nanti ditingkat ranting atau pimpinan Muhammadiyah tidak boleh terlibat dalam dukung mendukung. Jadi kita dalam tahun politik ini yang justru kita fokuskan adalah bagaimana mengawal kader yang akan berkiprah menjadi calon anggota legislatif kalau presiden itu urusan hati nurani, " tambahnya. (*)