SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan anugerah Guru Besar Kehormatan bidang kedokteran kepada Prof Nicolaas C. Budhiparama dr PhD SpOT(K) FICS. Pengukuhan berlangsung khidmat di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Selasa (1/3/2022). Anugerah guru besar kehormatan itu diberikan kepada Prof Nicolaas berkat sumbangsih penelitian mendalam yang berfokus pada kepuasan pasien dengan penyakit degeneratif osteoartritis (OA).
“Aging is another word for living. Mengacu pada garis kehidupan, setiap insan akan bertambah usia, setiap insan akan menjadi tua, ” ungkapnya.
Osteoartritis (OA) adalah bentuk penyakit artritis (radang) sendi kronis yang merupakan kelainan sendi multifaktorial, inflamatif, dan degeneratif. Prof Nicolaas menerangkan ada tiga faktor risiko utama yang berkaitan dengan OA, yaitu trauma, penuaan, dan obesitas.
“Di samping ketiga faktor utama tersebut, faktor genetik juga berperan dalam patofisiologi dari OA, ” jelasnya.
Baca juga:
Kodim Surabaya Timur Sosialisasi Kesehatan
|
Temuan Ilmiah
Penelitian Prof Nicolaas dan tim berhasil mendapatkan temuan baru yaitu tiga single nucleotide polymorphisms (SNP) sebagai faktor predisposisi OA lutut primer pada penduduk Indonesia. Ada ruang yang masih bisa ditingkatkan untuk memberikan hasil yang lebih memuaskan pada prosedur TKA di Indonesia. Total knee arthroplasty (TKA) atau operasi penggantian sendi adalah salah satu prosedur operatif yang paling banyak dilakukan pada stadium akhir OA.
Berawal dari pemikiran tersebut, Prof Nicolaas kemudian melakukan penelitian di Leiden University. Penelitian dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien TKA, baik dari faktor pasien maupun faktor pembedahan.
Dalam penelitiannya, Prof Nicholas melakukan perbandingan antara populasi di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Penelitian itu membuahkan karya berjudul Total Knee Arthroplasty: The Asian Perspective on Patient Outcome, Implants, and Complications.
Menurut Prof Nicolaas, ada beberapa cara untuk meningkatkan kepuasan pasien dengan penyakit degeneratif osteoartritis (OA). Di antaranya adalah dengan lebih banyak melakukan penelitian yang berkualitas tinggi, pedoman internasional dengan adaptasi nasional, dan membuat desain implan baru yang mengakomodasi fitur anatomi pasien Asia. “Atau bahkan implan cetak 3D dapat meningkatkan hasil dan luaran pasien, ” tuturnya.
Sumbangsih untuk Indonesia
Prof Nicolaas menegaskan, hasil penelitian apapun harus bisa membawa kebaikan kepada umat manusia. Untuk itu ia bertekad segala penelitainnya harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
“Salah satu cara untuk menjadikan bangsa ini besar dan disegani adalah dengan cara meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan daya saing Indonesia di level dunia, ” jelasnya.
Tak bisa dipungkiri saat ini perkembangan ilmu kedokteran sangat pesat. Prof Nicolaas menegaskan bahwa dokter-dokter di Indonesia harus mampu melakukan dan memberikan layanan terbaik. “Di mata kami, dokter-dokter Indonesia sangat bertalenta dan kompeten, ” ungkapnya.
Sebagai informasi, Prof Nicolaas bersama para ilmuwan Indonesia merintis upaya untuk memberikan jalan dan akses agar generasi muda, dokter-dokter penerus, mampu berkiprah di level internasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan organisasi Indonesian Hip and Knee Society (IHKS). (*)
Penulis : Sandi Prabowo
Editor : Binti Q. Masruroh