SURABAYA - Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menyambut empat guru besar baru yang dikukuhkan pada Rabu (8/6/2022). Mereka adalah Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Prof Dr Nanik Siti Aminah MSi, Guru Besar FST Prof Dr Mulyadi Tanjung Drs MS, Guru Besar Fakultas Farmasi (FF) Prof Dr apt Aty Widyawaruyanti Dra MSi, Guru Besar Fakultas Hukum (FH) Prof Dr Mas Rahmah SH MH LLM.
Momen sakral yang berlangsung di Aula Garuda Mukti tersebut membawa Rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak menyampaikan pesan penting akan kontribusi besar pada guru besar. Prof Nasih menekankan bahwa gelar guru besar menjadi momen awal pengabdian dan energi baru bagi UNAIR melalui karya mereka.
Foto : Rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak saat memberikan sambutan dalam pengukuhan guru besar, Rabu (8/6/2022).
Baca juga:
Kode Etik Jurnalistik
|
Karya seorang guru besar baru akan bernilai apabila telah mampu membawa manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri. “Saya optimis para guru besar baru akan juga mampu membawa kebermanfaatan pada komunitas, almamater, ilmu pengetahuan, serta bangsa Indonesia, ” ujar Prof Nasih.
Optimisme Prof Nasih muncul melalui orasi empat guru besar baru UNAIR. Tiga guru besar baru dari FST dan FF misalnya, berhasil mengungkap potensi bahan alami asli Indonesia sebagai bahan obat-obatan. Terlebih Prof Nasih menyebut bahwa 90 persen bahan baku obat nasional masih berasal dari impor.
“Padahal, ada potensi luar biasa pada produk bahan alami asli Indonesia. Dan tiga guru besar kita membuktikan dengan pengolahan dan inovasi, bahan asli Indonesia bisa sangat bermanfaat, ” terangnya.
Sementara Prof Rahma, guru besar dari FH membahas terkait hak kekayaan intelektual (HKI). Prof Nasih meyakini bahwa penelitian dan hasil temuan tersebut dapat memberi perlindungan bagi setiap inovasi para cendekia Indonesia. Baik di bidang teknologi, kesehatan, maupun bidang lainnya.
Baca juga:
Kode Etik Jurnalistik dan Penjelasannya
|
Apalagi keempat temuan yang telah disampaikan dalam orasi saling terkait dan mendukung keberlanjutan penelitian. Untuk itulah, Prof Nasih memandang keempat guru besar sebagai energi baru.
“Tambahan guru besar baru sama dengan energi baru. Dan melalui itu UNAIR akan lebih maju dan hebat lagi di kemudian hari, ” jelasnya.
Sebagai informasi, pengukuhan guru besar itu dihadiri oleh sederet tamu-tamu penting. Mulai dari kalangan dosen, peneliti, guru besar, maupun petinggi kampus dari dalam maupun luar UNAIR. (*)