KOTA MALANG - Seorang wirausahawan memegang peranan penting sebagai penggerak dan pengendali perekonomian lokal maupun perekonomian negara. Serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak heran jika setiap negara selalu mendorong kewirausahaan agar dapat berkembang secara optimal.
Sebagai instansi pendidikan Universitas Brawijaya (UB) yang bekerjasama dengan Ikatan Alumni (IKA) membekali kaum muda untuk berwirausaha, melalui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tingkat nasional 2022. Acara tersebut diselenggarakan secara daring oleh kemahasiswaan UB, Kamis – Jumat (7/4-8/4/2022).
Mengundang keynote speaker dari pengusaha muda seperti Johan Radhitama (Owner BARAKA) dan Ashab Alkahfi (Owner Chickin Indonesia – Forbes 30 under 30 y.o.). Serta Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc., Ph.D.(Ketua Umum IKA UB dan Kepala Sekretariat Wakil Presiden RI).
Disamping itu juga ada pemateri yang terdiri dari Ahmad Sadat (Presiden Direktur Asiavesta Strategic Investment), Rizki Rahmadianti (Owner Rira Clothing), dan Yogha Pranata Atmaja (Pemenang Wirausaha Mandiri dengan Produk Biogas Dispenser).
Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, Prof.Dr. Abdul Hakim, M.Si. Dia menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini menjadi dukungan nyata UB kepada mahasiswa maupun alumni untuk mengembangkan kemampuan wirausaha. Sehingga akan lahir generasi muda wirausahawan yang mampu menyediakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan perekonomian.
Sementara itu Dr. Agus Susilo, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng, Wakil Dekan III Fakultas Peternakan UB sekaligus ketua pelaksana berpendapat bahwa jumlah pengusaha di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Dr. Agus Susilo, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng
“Ada beberapa faktor kendala perkembangan kewirausahaan di Indonesia, ” Kata Agus
Pertama, pola pikir orang Indonesia yang masih menganggap bahwa langkah selanjutnya setelah selesai studi adalah mendapatkan pekerjaan. Kedua, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kurang memiliki kemampuan manajerial dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Ketiga, regulasi dalam melakukan kegiatan usaha. Keempat, akses permodalan bagi pengusaha pemula yang penuh dengan kendala.
“Kami berharap melalui kegiatan ini dappat membangkitkan jiwa kewirausahaan kaum muda. Selain itu membekali pengetahuan dan strategi dalam mengembangkan usaha, ” tutur Agus. (dta/Jon/Humas UB)