Pemilu 2024 sudah di depan mata. Kompetisi politik lima tahunan ini sudah mulai disiapkan. 14 Februari 2024 akan menjadi ajang para kontestan meraih target politik masing masing.
Dekan FISIP UB, Dr Sholih Muadi mengungkapkan perwujudan demokrasi berkeadaban bisa dilakukan salah satunya melibatkan institusi alternatif, salah satunya perguruan tinggi.
Ada tiga kekuatan menurut Sholih yang bisa dilakukan perguruan tinggi untuk demokrasi peradaban.
“Perguruan tinggi ini bisa jadi institusi alternatif karena mereka bisa menjadi kontrol sosial, refleksi sosial hingga agen perubahan sosial, ” ucapnya saat menjadi Keynote Speech pada Dialog Publik Demokrasi Peradaban: Menyongsong Pemilu 2024 di Gedung Widyaloka UB, Kamis (17/2/2022).
Sholih menilai proses demokrasi saat ini masih banyak mengutamakan politik uang. Pengalamannya, masih banyak pemilih transaksional setiap momen pemilu atau pilkada.
Baca juga:
Sri Hastjarjo, S Sos , Ph D: Pers dan Media
|
“Ada yang bilang pemilihan transaksional sekitar 40% tapi saya yakin lebih dari itu. Sebab banyak orang di desa yang akan berangkat ke tempat pemilihan jika ada yang memberi uang kepadanya, ” sambung dosen Ilmu Politik UB ini.
Pemilihan transaksional ini yang membuat pemilih kata Sholih lebih memilih calon yang bukan kuat soal program atau visi misi. Namun calon yang kuat dengan modal finansial.
“Ini fakta bahwa kondisi demokrasi kita masih seperti ini. Semoga 2024 kondisinya akan berbeda, ” paparnya.
Dalam Dialog Publik ini juga menghadirkan pembicara Komisioner KPU RI, Arief Budiman. Kemudian Wakil Dekan 1 FISIP UB, Faishal Aminuddin. Ketua PBNU KH Fahrur Rozi dan kandidat doktor Oxford University, Abid Abdurrahman Adonis. (HmsFISIP/HmsUB/Jon)